Tanpa
ada ikatan darah pun kita adalah keluarga.
Apa
artinya keluarga ? apa artinya orang tua jika tidak pernah mengerti
kehangatannya, apa pula arti dari semua harta dan istana megah jika tanpa
pemiliknya. Hujan lebat yang mengguyur kota sudah berlangsung sejak beberapa
jam yang lalu belum menunjukkan tanda – tanda akan mereda. Bahkan awan kelabu
di atas sana telah menyelimuti sinar terang sang raja hari semakin menambah
kesan yang mencekam. Meski begitu, kesenangan anak – anak diluar sana tidaklah
berkurang mereka tetap saja berbahagia bermain hujan dalam kebersamaan. Membayangkan
mereka yang dapat bebas disana pastilah membuat seseorang merasa iri, jika
seseorang itu hanya dapat membayangkan kesenangan yang dialami orang lain dari
balik jendela. Seperti yang dialami Lotta sapaan dari gadis 8 tahun pemilik
nama lengkap Charlotta Lucifer.
“
my little princess, your daddy is coming”. Terdengar sebuah suara baritone
memecah keheningan.
“welcome
daddy” suara kecil Lotta membalas seruan dari seseorang yang berprofesi sebagai
ayahnya.
Entah ini sudah kali yang keberapa
bagi Lotta. Ia selalu mendekati ayahnya yang baru saja pulang dari kantor
dengan harapan akan mendapat hal yang lebih dari sekedar percakapn formalitas
yang baru saja ia dan ayahnya lakukan. Tetapi Lotta tahu ia tidak akan
mendapatkan hal lebih dari ayahnya, karena ayahnya akan selalu mengatakan bahwa
ia sangat lelah dan butuh istirahat. Sungguh miris, tidak ada kasih dan
perhatian dari orangtua. karena orang tuanya hanya dapat ia jumpai dikala
sarapan dan makan malam.
Seperti biasa, makan malam yang
dialami Lotta hanya berlangsung dingin. Suara sendok dan garpu yang beradu
dengan piringlah yang menjadi musik pengiring keheningan yang dialami Lotta.
“
Lotta, cepat selesaikan makanmu. Daddy duluan ya karena masih banyak tugas
kantor yang belum terselesaikan. Lalu pergilah tidur”
Hanya
pekerjaan yang selalu diperhatikan oleh ayah Lotta, mungkin dalam setahun dapat
dihitung dengan jari berapa kali Lotta dan Ayahnya dapat bercengkrama. Setelah
ayahnya berlalu, Lotta hanya dapat memendam kekesalanya dan pergi ke kamarnya
untuk melupakan segalanya dengan memejamkan mata.
Sinar mentari yang menerobos masuk
melalu celah – celah fentilasi telah mengusik mimpi indah sang putri kita.
Dengan malas Lotta beranjak dari ranjang nyamannya untuk giat diri dan memulai
aktivitas hariannya.
“
permisi Nona Lotta, saya mengantarkan sarapan Anda”. Ujar seorang pelayan
“
letakkan di meja, oh ya Daddy dimana ?”
“
beliau sudah pergi sejak pagi buta, beliau menjelaskan bahwa ada pertemuan
mendadak di luar negeri”. Terang pelayan
Lotta
hanya dapat menampilkan senyum kecut menyadari betapa tidak pedulinya sang ayah padanya. Tidak
ingin terlalu berlarut, Lotta memutuskan
untuk berangkat lebih awal dari biasanya. Lotta menolak untuk diantar sang
supir dan memilih untuk berangkat dengan bus sekolah.
Sudah hampir limabelas menit Lotta
menunggu di halte bus, seorang diri. Namun kesunyian itu hilang ketika seorang
remaja dengan almamater sekolah yang sama dengan Lotta dan hanya terdapat
perbedaan pada dasi yang dikenakan. Menunjukkan bahwa remaja itu adalah siswa
SMA ikut menunggu bus disebelah Lotta.
“
selamat pagi, kakak ikut bergabung ya, eh adik kelas berapa “. Sapa ramah sang
remaja
“
dua” jawab Lotta datar
“
adik namanya siapa? Perkenalkan nama kakak Altairu Lyra”.
“
CL Charlotta Lucifer, busnya sudah tiba. Ayo berangkat Al”
“
eh?”
Altair begitu terkejut ketika
mendengar dengan sangat ringan bocah kelas dua sekolah dasar memanggilnya hanya
dengan sebuah nama secara langsung. Altair hanya dapat membeku di pintu bus
hingga suara tegas supir bus mencairkan semuanya. Altair mencoba mencari kursi
kosong untuk di tempati, tetapi sepertinya semua kursi di dalam bus ini nampak
penuh. Bola mata Altai terus berputar hingga ia melihat bahwa kursi bus
dibelakang ada yang kosong, dimana lebih tepatnya kursi disebelah Lottalah yang
kosong. Altair menempatkan dirinya disana. Serempak penumpang di dalam bus itu
mulai berbisik – bisik aneh.
“
apa anak itu bodoh? Apa dia tidak tahu siapa yang disebelahnya ?”.
Lagi – lagi orang di dalam bus
sekolah selalu memberikan sebuah gunjingan kepada siapapun yang duduk disamping
Lotta. Apa salahnya seorang akaum biasa duduk bersebelahan dengan kaum
bangsaan. Bukankah semua kaum itu juga manusia yang sama? Diliriknya Altair
yang nampak tenang duduk disebelahya. Altair tidak beranjak dari sana, bahkan
sebaliknya Altair terus bersikap ramah kepada Lotta.
“CL,
bagaimana rasanya bersekolah disana ? aku siswa baru, jadi belum terlalu
mengerti ?”.
“ menyenangkan. Jika adalah kaum biasa”
Bus sekolah yang mereka tumpangi telah
berhenti, bertanda bahwa mereka telah
tiba di sekolah. Lotta menuruni bus sekolah yang kemudian di sambut oleh
saudara dan teman sesama bangsawan. Saat itulah Altair menyadari arti dari “
kaum biasa” yang dicapakan Lotta. Tiba – tiba seorang gadis mengejutkan Altair
dengan suara ramahnya. Altair memalingkan wajah kearah datangnya sumber suara.
Ia mendapati seorang gadis cantik memperkenalkan dirinya sebagai Alexandra
Sylphin, ketua OSIS dari golongan kaum biasa yang akan memandu Altair dalam
mengenal sekolahnya.
“
sekolah ini terdiri dari dua bangunan utama. Utara dan selatan terdiri dari 99
ruang kelas. Sebelah utara adalah wilayah kelas kaum bangsawan sedangkan
wilayah selatan adalah ke;as untuk kaum biasa” terang Alexa kepada Altair
Terlalu lelah setelah berjalan
memutari sekolah, Alexa mengajak Altair untuk merilekskan diri sembari melihat
pemandangan kota dari atap gedung sekolah. Pemandangan kota nampak begitu indah
dari ketinggian. Tidak selang lama Altair mengalihkan pandangannya menuju ruang
kelas dimana ia melihat Lotta. Sedangkan Lotta yang menyadari bahwa dirinya
sedang diperhatikan hanya dapat tersenyum manis.
“
Charlotta Lucifer 2-B dari kelas bangsawan. Siswa terdingin di sekolah ini.”
Terang Alexa
“
dia tidak seperti itu”.
Sudah
1 tahun Altair bersekolah di sana. Banyak hal yang berubah pada kehidupan
Alexa, Lotta bahkan pada Altair sendiri. Ketiganya sering terlihat bersama – sama
hingga sering kali mereka dikira sebagai keluarga karena keakraban dan
kejahilan Lotta. Hari ini adalah awal dari libur kenaikkan kelas, bagi Lotta
dan awal dari libur kelulusan bagi Altair. Terlihat dari kejauhan Altai dan
Lotta sedang berdiri dipinggir jalan, dimana dengan malas Altair memegang
pergelangan tangan Lotta saat menyebrang jalan didepan rumahnya. Hari ini
Altair mengajak Lotta berkunjung ke rumahnya karena sudah sejak seminggu lalu
Lotta terus merengek untuk dapat berkunjung ke rumah Altair. Kedatangan Lotta
disambut hangat oleh ibu dari Altair. Lotta menatap seisi rumah Altair, ia
mendapati banyak anak kecil disana.
“
mereka yang ada disini adalah anak angkat orang tuaku. Sedangkan aku sendiri
adalah tiga bersaudara, tetapi kedua saudaraku sedang berada di asrama”. Ujar
Altair yang seolah – olah mengerti apa yang sedang dalam pikiran Lotta.
“
orang tuamu mengadopsi mereka semua ? bagaimana cara kalian merawat mereka ?
bukankah kalian hanya orang biasa ?” tanya Lotta
“
semua kebaikkan pasti ada jalannya, bahkan sekarang pun aku juga ingin memiliki
anak angkat seperti orang tuaku”. Jawab Altair
Apa
yang baru saja diucapkan oleh Altair telah membuat Lotta ingin menjadi anak
angkat dari seorang Altairu Lyra. Lotta menyadari betapa baiknya orang yang
bersamanya saat ini.
“
kalau begitu, PAPA !!” ucap Lotta sembari memeluk Altair dengan erat seperti
seorang anak yang tidak ingin berpisah dari ayahnya
“
kenapa CL?”
“biarkan
aku jadi anak angkatmu, aku merasa kau seperti sosok ayah untukku. Aku akan
jadi anak baik untuk Papa”. Terang Lotta
Altair
hanya dapat tersenyum sembari membalas pelukan si kecil Lotta.
“
jika itu yang kau mau, Charlotta kini kau jadi putri kecilku”.
Sebuah kebahagian kecil itu tidaklah
berlangsung lama, ketika sebuah mobil yang tidak dapat dibilang mewah memasukki
halaman rumah miliki Altair. Dari dalam mobil itu keluar seorang lelaki paruh
baya yang kemudian mengahampiri Altair.
“
kita berangkat hari ini, Altair barang – barang sudah dikemas bukan ? dimana
ibu dan suadara angkatmu, kita akan pindah hari ini”
“
baiklah ayah”
Pindah ? Lotta tidak percaya
terhadap apa yang baru saja ia dengar. Apa yang dapat ia lakukan tanpa Altair,
hanya Altairlah orang yang peduli padanya, dan hanya Altairlah orang yang tepat
sebagai pengganti ayahnya.
“Papa,
ini tidak benarkan ? bagaimana, denganku, Lotta tidak mau berpisah dengan papa.
Lotta ingin terus bersama Papa, Lotta sayang Papa”. Ujar Lotta disertai deraian
air mata
“
Lotta dengarkan Papa, Lotta jangan sedih, Papa juga sayang sama Lotta, tetapi
papa harus pergi. Kamu hanya perlu percaya Lotta dan Papa pasti akan bertemu
lagi suatu saat nanti. Tumbulah jadi anak baik Lotta ”. Ujar Altair menenangkan
Lotta yang telah menjadi putri angkatnya.
7
tahun kemudian......
Sejak hari itu Lotta tidak lagi
bertemu dengan Altair, bahkan kini Lotta telah tumbuh menjadi gadis bangsawan
yang begitu ramah. Lotta telah mengahapus pandangan dari kaum bawah mengenai
kaum bangsawan. Lotta memutuskan untuk melanjutkan pendidikan SMA di sekoalah
biasa, dimana tiada dinding pembatas antara kaum bangsawan dan kaum biasa.
Tujuh tahun bukan waktu yang singkat, kerinduannya kepada ayah angkatnya
sangatlah mendalam. Setiap hari Lotta selalu berharap dapat dipertemukan
kembali dengan ayah angkatnya ALTAIRU LYRA.
“
Lotta anak Papa baru pulang sekolah ya ?”.
Lotta
yang sedang berdiri di depan sekolah hanya dapa memberikan tatapan tidak
percaya pada dua orang di depannya, dimana salah satu dari keduanya baru saja
menyapa ramah kepadanya.
“
PA.. PA.. PAPA”
“
Lotta”
“
Alexandra Sylphin”
“
salah, sekarang namaku ALEXANDRA LYRA”.
“
bodoh, sekarang panggil dia Mama”. Ujar Altair sembari mengetuk gemas kening
Lotta
“
kalian menikah? Dan aku anak kalian? Ini serius” tanya Lotta memastikan
“
ya.. Lotta”
“CL”
tegas Lotta
“
LOT...TA” goda Altair
“
PA...PA berhentilah memanggilku seperti itu, panggil Aku CL”. Tegas Lotta lagi
Comments
Post a Comment